Selasa, 29 April 2014

Ekonomi Indonesia Siap Hadapi Tantangan 2014

Pembukaan Perdagangan BEI 2014

Foto
Wakil Presiden Boediono memberikan sambutan pada pembukaan perdagangan BEI 2014. (Foto : Jeri W)
Jakarta. Meski kondisi likuiditas global saat ini sangat dipengaruhi oleh tappering off yang sudah dilakukan oleh Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed, tetapi indikator perekonomian Indonesia menunjukkan kondisi yang baik. “Saat ini kondisi fiskal dan moneter kita bagus, sehingga proses penyesuaian dari ease money kepada kondisi normal ini diperkirakan dapat berlangsung dengan baik,” ujar Wakil Presiden Boediono saat memberikan sambutan pada pembukaan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) di hadapan pelaku pasar, Kamis 2 Januari 2014.

Tappering off adalah rencana pengurangan pembelian obligasi dari masyarakat oleh The Fed, yang bertujuan untuk mengurangi jumlah uang yang beredar di masyrakat. Pengetatan likuiditas global saat ini sangat berbeda dengan pengetatan yang terjadi pada tahun 1997/19998 dan juga 2008.”Tappering off saat ini terjadi bukan karena dipicu oleh bangkutnya sektor keuangan, tetapi karena recovery. Terutama negara maju seperti Amerika Serikat,” ujar Wapres.

Sehingga, menurut Wapres, Indonesia memiliki waktu untuk merespon, berbeda dengan kondisi 1997/1998 dan 2008, saat ledakan krisis terjadi secara tiba-tiba. “Kita tidak perlu gelisah. Rekan-rekan di bidang fiskal, moneter dan sektor riel, sudah melakukan koordinasi agak lama,” ujar Wapres.

“Beberapa variabel makro yang mendasar sudah kelihatan dan berjalan dengan berurutan dan sudah hampir pada adjustment yang hampir tuntas untuk menghadapi likuditas global yang baru,” ujar Wapres. Beberapa penyesuaian, seperti tingkat suku bunga telah mendekati posisi yang hampir pas. Ini menunjukkan ekonomi Indonesia siap menghadapi perubahan postur likuiditas ini.

Likuiditas global adalah satu dari empat faktor risiko yang menjadi pengamatan Wapres dalam menghadapi tahun 2014. Tiga lainnya adalah harga minyak dunia, harga bahan makanan, dan politik dalam negeri.

Di awal sambutannya, Wapres menyampaikan bahwa saat terjadi pergantian tahun, banyak yang menerawang apa yang akan terjadi pada tahun baru melalui bola kristal. Sedangkan mereka yang tidak memiliki bola kristal, mereka akan mencoba menerawang melalui website atau horoskop untuk menginterpretasikan shio yang dimiliki. “Barangkali ada petunjuk-petunjuk. Para peramal juga berkonsultasi dengan buku-buku masa lampau. Itu bagi orang awam,” ujar Wapres.

Bagi pelaku perdagangan di lantai bursa, kata Wapres, mereka akan berkonsultasi dengan analis, selebriti di sektor keuangan dan ahli-ahli finansial tentang apa yang perlu dicerna menghadapi tahun baru ini. “Pendapat analisis, financial gurus, selebriti keuangan, peramal akhirnya akan kembali pada kita semua. Bagaimana sikap kita menghadapi perubahan atau perkembangan yang kita antisipasi pada tahun 2014,” ucap Wapres.

Wapres mengatakan bahwa saat ini dirinya sudah tidak lagi secara langsung menangani masalah ekonomi, tetapi bidang-bidang itu sudah berada di tangan yang tepat. “Tetapi dalam waktu ke waktu saya berbicara dengan mereka,” ujar Wapres.

Mengenai harga minyak dunia, Wapres mengatakan berdasarkan pandangan yang dominan, bahwa saat ini kondisi minyak telah mendekati posisi keseimbangan jangka panjang, terutama sejak adanya revolusi shale gas and oil yang menjadikan lebih banyak suplai. “Kondisi ini tidak menghapus gangguan suplai pada jangka pendek, tetapi dalam jangka panjang mestinya kita melihat harganya sudah sesuai dengan suplai yang diperkirakan akan terjadi pada jangka panjang,” ujar Wapres.

Di dalam negeri, harga bahan bakar minyak (BBM) sudah dilakukan perbaikan harga dan volume yang ditargetkan masih pada jalurnya. Jika suatu saat membutuhkan pengendalian BBM dengan cara yang lebih pakem, dibandingkan peningkatan konsumsi, Wapres memperkirakan pemerintah tidak akan ragu. “Ini semua dengan penyesuaian harga, maka sisi fiskal, neraca perdaganan, neraca berjalan bisa kita batasi utuk tidak melonjak,” ujar Wapres.

Pengendalian harga bahan makanan adalah sektor yang penting harus dilakukan, karena itu harga bahan makanan dipantau oleh banyak pihak, baik pemerintah, pelaku sektor riel, dan juga pelaku sektor keuangan. “Inflasi di Indonesia terutama ditentukan bukan pada sisi moneter, tetapi pada sisi suplai barang kebutuhan pokok dan bahan makanan. Sangat penting mengendalikan inflasi di dalam negeri, harga kebutuhan pokok harus dikawal dengan baik,” ujar Wapres.

Harga makanan di dalam negeri dan harga makanan di luar negeri selalu berkolerasi. “Harga di luar negeri naik, dalam negeri juga ikut naik. Oleh karena itu harga di dalam negeri sangat penting diamati,” ujar Wapres.

Pada tahun 2014 ini diperkirakan produksi sereal dan minyak nabati akan baik. “Panen akan baik sehingga suplai akan cukup, maka harga di dalam negeri bisa menurun,” ujar Wapres. Kondisi seperti ini akan dapat mengendalikan inflasi.

Tahun 2014 adalah tahun politik, dimana pada tahun ini akan dilaksanakan pemilihan legislatif dan pemilihan presiden. “Kita semua mengharapkan peristiwa pemilu 2004 dan 2009 bisa berulang pada 2014. Pemilu berjalan dengan lancar, aman dan menghasilkan sesuatu yang disepakati bersama sebagai pemerintahan baru dan langsung bekerja,” ujar Wapres.

Harapan ini adalah harapan kita semua, dikatakan Wapres, kita mencatat aspek demorkasi masih harus diperbaiki, tetapi sampai saat ini berlangsung cukup baik. Beberapa peristiwa di negara lain menunjukkan kepada kita apa-apa yang tidak boleh dilakukan. “Kita semua sadar dan berkomiten utuk membuat 2014 menjadi tahun yang penuh kedamaian dan kemajuan di bidang pelaksanaan demokras,” ujar Wapres.

Jika kondisi seperti itu dapat diwujudkan, maka menjelang semester dua tahun 2014 akan terbentuk political capital untuk pemerintahan baru. “Semua orang akan memberikan ruang kepada pemerintahan baru untuk bekerja, bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya,” ujar Wapres.

Di akhir sambutannya, Wapres menyampaikan beberapa proyek infrastruktur yang akan rampung dan beroperasi pada tahun 2014. Di antaranya adalah pelabuhan udara Ngurah Rai, bandara Sepinggan Balikpapan, badara Kualanamu Medan, dan bandara Juanda terminal dua Surabaya. “Masih banyak aduan mengenai arus penerbangan. Ini menunjukkan bagaimana permintaan akan transportasi udara naiknya luar biasa setiap tahun, apapun yag dilakukan sisi suplai selalu ketinggalan,” ujar Wapres. Untuk itu pemerintah terus melakukan perbaikan pada sisi suplai.

Tahun 2014 ini juga ditandai dengan selesainya pembangunan jalur ganda kereta api Jakarta – Surabaya yang diharapkan dapat menurunkan biaya logistik dan mengurangi beban jalan raya. Di bidang infratruktur jalan, selesainya pembangunan beberapa ruas tol di Jawa Tengah dan selesainya pembangunan jalan arteri Medan-bandara Kualanamu.

Di sektor pelabuhan, pelabuhan New Tanjung Priok di Kalibaru akan mulai beroeprasi dan juga selesainya pembangunan Teluk Lamong di Surabaya. Beberapa pembangkit listrik juga siap beroperasi, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Pelabuhan Ratu Jawa Barat, PLTU Nagan Raya Aceh, PLTU Teluk Sirih Sumatera Barat, PLTU Pangkalan Susu Sumatera Utara dan PLTU Tanjung Awar-2 Jawa Timur.

****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar